• Oktober 28 2021

GENERASI EMAS MASA KINI

sumpah pemuda

Pemuda merupakan aset terbesar yang dimiliki suatu negara untuk diharapkan menjadi generasi emas yang dapat diandalkan sesuai zamannya. Generasi muda akan mewarisi kepemimpinan masa depan daerahnya, negaranya, bahkan diharapkan perannya oleh dunia. Seorang manusia dikatakan pemuda berdasarkan KBBI yaitu orang yang masih berusia muda. Pada umumnya, masyarakat menyebut seorang sebagai generasi muda jika berusia remaja sampai usia kurang lebih 30 tahunan.

Berdasarkan sejarah nasional Indonsia maupun di dalam sejarah perjuangan umat manusia terdahulu pemuda menjadi garda terdepan dalam peran memperjuangkan kebenaran dan melawan peperangan. Dalam perjuangan manusia terdahulu di negara kita contohnya para pemuda Indonesia yang sudah banyak yang berani memperjuangkan kebenaran melawan para penjajah kejam meskipun menggunakan peralatan senjata sederhana dengan penuh tekad mempertaruhkan nyawanya guna  kedaulatan bangsa dan tanah airnya. Sehingga, pemuda Indonesia zaman dahulu meskipun banyak yang masih muda sudah menjadi pahlawan dan syuhada membela kebenaran tidak bermalas-malasan. Selain itu, dalam sejarah Internasional tercatat pahlawan pemimpin muda kejayaan Islam pada masa Kesultanan Turki Utsmani, Muhammad Al-Fatih di usia mudanya pada umur 25 tahun beliau sudah menjadi penakluk kota Konstantinopel ke tangan kekuasaan Islam sekaligus pemimpin perang saat perang melawan Prajurit bangsa Romawi. Lalu, pemuda-pemudi Indonesia di masa kesultanan sampai memepertahankan kemerdekaan juga banyak yang menjadi pemimpin bahkan memimpin peperangan melawan kekejaman penjajah Bangsa Eropa seperti Laksamana Keumala Hayati, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Cut Nyak Muetia, Bung Tomo, R.A Kartini, Nyi Ageng Serang, Pangeran Diponegoro, Jenderal Sudirman, dan pahlawan-pahlawan lainnya. Kemudian, masih banyak lagi kisah peran pemuda pada zaman dahulu yang perlu kita teladani sebagai generasi muda di era perubahan kini.

            Hari Sumpah Pemuda yang kita peringati setiap tanggal 28 Oktober tiap tahunnya merupakan hari bersejarah bagi bangkitnya peran pemuda negara Indonesia. Peristiwa sumpah pemuda  berlangsung dalam dua rangkaian pertemuan, yaitiu Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II. Di mana pada Kongres Pemuda II menghasilkan Sumpah Pemuda yang diikrarkan serentak oleh perwakilan para pemuda Indonesia seluruh wilayah Nusantara dengan menyatukan tekat, persatuan serta menghargai berbagai aspek perbedaan. Nah, berdasarkan peristiwa Sumpah Pemuda ini kita sebagai generasi muda, para pemuda Indonesia di zaman globalisasi ini semangat pemuda harus dimanfaatkan ke dalam kegiatan yang akan berperan besar bagi kemajuan serta pertahanan negara. Seperti yang kita ketahui, setelah Indonesia merdeka banyak perpecahan dan tumpahan darah akibat pemberontakan dan ulah bangsa sendiri yang kurang bermoral. Mulai dari pemberontakan, tawuran, perang antarsuku, hingga ujaran kebencian antarwarga ataupun antarkelompok pemuda secara nyata ataupun melalui media sosial.

            Era globalisasi sangat berpengaruh bagi perubahan mindset dan perubahan kebiasaaan terutama pemuda. Di mana pada era tersebut hampir semua kegiatan menggunakan teknologi modern serta teknologi Informatika yang sebagian besar dikuasai oleh para pemuda. Sebaiknya dengan adanya era globalisasi era revolusi industri 4.0 menuju era revolusi industri 5.0, generasi muda mampu memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya ke dalam hal yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat. Bukan sebaliknya kemudahan teknologi era globalisasi ini digunakan untuk bermalas-malasan atau digunakan untuk perbuatan yang sia-sia, misalnya bermalas-malasan bermain media sosial karena kurang bijak menggunakannya menyebabkan adanya kejahatan cyber, cyber bullying dan membuat malas untuk berperan mengerjakan tugas-tugasnya sebagai pemuda yang bekerja maupun sebagai pelajar dan mahasiswa.

            Peran pemuda pada hakikatnya berjuang. Perjuangan tersebut di masa kini dapat dilaksanakan menggunakan berbagai ruang, misalnya melalui bidang seni, sains, kegiatan masyarakat, kegiatan sosial, bidang sastra, dan bidang lainnya. Sejalan dengan pernyataan tersebut, menurut Mufiddin Niah (2017), pemuda di desa wilayah kabupaten Gresik turut ikut berperan dalam bidang teknologi berbasis bidang kemasyarakatan deengan mengadakan inovasi pelayanan melalui Program The Sunan Giri Award (SGA). Program SGA ini merupakan program yang dirilis tahun 2010 untuk memberikan penghargaan kepada desa atau kelurahan pemilik kualitas pelayanan masyarakat yang berkualitas terbaik. Program SGA berada di bawah naungan Bagian Organisasi dan Tata Laksana Pemerintah Kabupaten Gresik, sementara secara substansi penilaian di bawah koordinasi SAGAF (The Sunan Giri Foundation) (Niah, 2017). Kemudian, menurut Yudhaswara Januarharyono (2019) pemuda juga dapat berjuang melalui beberapa perandi keadaan perubahan globalisasi, di antaranya melestarikan sikap gotong royong pada masyarakat di samping budaya luar masuk ke Indonesia, melestarikan budaya-budaya Indonesia yang beragam, dan seterusnya (Januarharyono, 2019). Selain peran tersebut, pemuda yang minat seni dan sastra juga bisa berjuang dari ruang Duta Bahasa baik tingkat provinsi atau nasional, Duta Pemuda kabupaten, Duta Budaya atau duta dalam bidang lainnya untuk mengabdikan pada daerah masing-masing membantu mengedukasi masyarakat tentang bidang tertentu.

           Peran pemuda di masa kini banyak dinantikan dalam berbagai bidang. Jadi, pemuda harus berani berperan aktif dan berperilaku baik karena akan menjadi generasi pemimpin penerus memajukan negara atau daerahnya di masa mendatang. Pemuda juga harus berjuang dari berbagai ruang meskipun berasal dari berbagai macam latar belakang, sehingga mampu mengemban amanah memberikan inovasi yang berguna pada zaman perubahan era globalisasi modern ini.

Berita Lainnya