Hari Anak Sedunia pertama kali ditetapkan pada tahun 1954 dengan tanggal perayaan pada 20 November setiap tahunnya. Hari ini dibuat untuk mempromosikan kebersamaan internasional, kesadaran di antara anak-anak di seluruh dunia, dan meningkatkan kesejahteraan anak. 20 November diambil sebagai Hari Anak karena pada tahun 1959, Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi Hak Anak. Ini juga merupakan tanggal pada tahun 1989 ketika Sidang Umum PBB mengadopsi Konvensi Hak Anak.
Pada Hari Anak Sedunia 2021 ini, UNICEF menyerukan pada para orang tua dan pemerintah untuk memastikan enam poin rencana untuk anak ini terpenuhi, yaitu:
Bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap kesehatan mental mereka?
Berdasarkan informasi terhadap info yang terlampir di laman website unicef.org UNICEF memperingatkan bahwa anak-anak dan remaja berpotensi mengalami dampak jangka panjang dari COVID-19 terhadap kesehatan mental mereka. Menurut temuan awal dari survei internasional terhadap anak-anak dan orang dewasa di 21 negara yang dilaksanakan oleh UNICEF dan Gallup hasilnya disajikan sekilas di dalam laporan The State of the World’s Children 2021 terdapat median 1 dari 5 anak muda usia 15-24 tahun yang di dalam survei yang menyatakan mereka sering merasa depresi atau rendah minatnya untuk berkegiatan. Data terkini dari UNICEF menunjukkan bahwa, secara global, setidaknya 1 dari 7 anak mengalami dampak langsung karantina, sementara 1,6 miliar anak terdampak oleh terhentinya proses belajar mengajar. Gangguan terhadap rutinitas, pendidikan, rekreasi, serta kecemasan seputar keuangan keluarga dan kesehatan membuat banyak anak muda merasa takut, marah, sekaligus khawatir akan masa depan mereka. Contohnya adalah hasil dari survei daring di Tiongkok pada awal tahun 2020 yang dikutip di dalam The State of the World’s Children, yang mengindikasikan bahwa sekitar sepertiga responden merasa takut atau cemas. Meskipun dampak gangguan mental terhadap kehidupan seorang anak tidak mungkin dihitung, analisis baru London School of Economics yang disajikan laporan tersebut mengindikasikan bahwa hilangnya kontribusi akibat gangguan mental yang menyebabkan disabilitas atau kematian di kalangan anak muda diperkirakan bernilai hampir $390 miliar per tahun. The State of the World’s Children 2021 menyerukan semua pemerintah serta sektor publik dan swasta untuk berkomitmen, menyosialisasikan, dan bertindak untuk mewujudkan kesehatan mental bagi semua anak, remaja, dan pengasuh mereka, untuk melindungi kelompok yang membutuhkan bantuan, dan merawat kelompok paling rentan, termasuk
Anak-anak adalah masa depan. Pada akhirnya, merekalah yang akan membawa perubahan ke dunia dan menjadikannya tempat yang lebih baik. Mari jadikan dunia ini tempat yang aman dan menyenangkan bagi anak-anak. Selamat Hari Anak Sedunia!
🏅Selamat dan Sukses kepada:Bartolomius Dias, Mohammad Nabilah Abror, Febrina Nur…
Read More🏅Selamat dan Sukses kepada:Nurul Fatihah,Nabila Yaulia Safitri, Sifroh Ayu Nabila,…
Read More🏅Selamat dan Sukses kepada:Nurul Fatihah, sebagai:✓Juara II Pemilihan Mahasiswa Berprestasi…
Read More