• Mei 8 2021

Mengenang Kembali Peran Henry Dunant dan Jasa Palang Merah dalam Pandemi Covid-19

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional atau yang biasa kita sebut dengan Palang Merah, selalu kita peringati setiap tanggal 8 Mei. Seperti yang kita ketahui bahwa tanggal 8 Mei merupakan tanggal lahir dari Jean Henry Dunant yang merupakan Bapak Palang Merah. Hal inilah yang menjadi alasan penetapan tanggal 8 Mei menjadi hari peringatan untuk organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan ini. Palang Merah Internasional diakui secara resmi oleh dunia pada tanggal 22 Agustus 1964 pada Perjanjian Jenewa yang pertama. Pada perjanjian yang mempertemukan 12 negara tersebut, diangkat tema berupa penanganan untuk orang yang terluka dan sakit di medan perang. Dalam pertemuan itu, Jean Henry Dunant menjadi pejuang kemanusiaan berkebangsaan Swiss yang berperan penting.

Henry Dunant menyuarakan perlu adanya perjanjian bersama untuk merawat para tentara yang terluka dan sakit dari pihak netral. Hal ini dilaksanakan berdasarkan pengalamannya saat melihat Pertempuran Solferino di Italia. Tak hanya itu, Henry Dunant juga memberi usul untuk menggunakan sebuah lambang internasional untuk menandakan tenaga medis dan penyedia obat. Oleh karena itulah lambang palang merah internasional berupa palang merah dengan latar belakang putih. Hal ini dilaksanakan untuk menghormati Henry Dunant yang berkebangsaan Swiss, di mana berdera Swiss berlatar belakang merah dengan palang putih, kebalikan dari bendera palang merah. Saat ini bendera palang merah dapat berupa dengan lambang palang merah atau bulan sabit merah atau kristal merah, hal ini dapat di sesuaikan demi kepentingan beberapa negara tertentu.

Palang Merah merupakan organisasi perhimpunan nasional yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan yang juga ada di Indonesia dan kita kenal sebagai Palang Merah Indonesia atau PMI. Dalam perjalanannya, Palang Merah Indonesia telah menjadi organisasi kemanusiaan yang banyak membantu masyarakat dalam bidang kesehatan, baik tranfusi darah, pertolongan pertama, dan bantuan bencana alam. Dengan tujuh prinsip dasar yang merupakan prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, PMI telah memberi banyak manfaat bagi Indonesia. Dan sekarang, dalam masa pandemi, relawan PMI telah menjadi salah satu garda terdepan di dalam penanganan dan juga pencegahan covid-19. Palang Merah Indonesia juga telah melaksanakan perannya dalam membantu menyelamatkan jiwa. Banyak apresiasi yang didapatkan atas perannya yang sigap dan cepat dalam menangani penyebaran covid-19 sedari awal. PMI juga telah banyak melakukan penyemprotan disinfektan di jalan-jalan utama maupun jalan-jalan sempit, khususnya di Jabodetabek.

Lengkapnya, ada tiga strategi yang dapat dilakukan PMI dalam menangani pandemi covid-19 ini. Pertama, strerilisasi wilayah melalui penyemprotan disinfektan, yang mana hal ini juga telah banyak dilakukan di banyak negara. Penyemprotan disinfektan dilakukan dengan membuat embun yang berisi suatu kandungan zat kimia tertentu untuk proses sterilisasi. Kedua, mengedukasi masyarakat untuk melakukan pencegahan mandiri, mulai dari memakai masker setiap kali hendak berpergian, rajin mencuci tangan, hingga menghindari kontak fisik. Ketiga, memberikan bantuan sosial, bantuan ini dapat berupa paket hidup bersih dan sehat maupun bantuan berupa makanan.

Tak hanya itu, PMI juga telah bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman terkait pengelolaan plasma darah. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk menekan angka fatalitas akibat covid-19. Dengan ini, bersama dengan PMI diharapkan kita mampu untuk melawan covid-19 dan kembali menjalani kegiatan sehari-hari seperti biasanya. Tak lupa, setiap hal besar dimulai dari aksi kecil dalam diri sendiri, jadi tetaplah patuhi protokol kesehatan sampai pandemi ini berakhir.

Berita Lainnya