• Mei 21 2020

Momentum Kebangkitan Nasional di Tengah Pandemi Covid-19

Bangkit merupakan kata yang penuh akan makna. Kata tersebut sering digaungkan untuk melewati  atau melawan suatu situasi yang sulit dan penuh dengan keterpurukkan. Bagai memiliki kekuatan sihir, kata ini dapat menyebarkan energi positif yang luar biasa untuk menciptakan suatu perubahan. Selain kata, bangkit juga merupakan suatu proses yang hebat. Hal ini dikarenakan setiap orang yang memilih proses ini pasti akan berakhir dengan akhir yang luar biasa. Orang yang memilih untuk bangkit dari patah hati, bangkit dari kebangkrutan, bangkit dari kegagalan masuk ke perguruan tinggi favoritnya, dan bangkit dari penindasan, tentu saat ini dapat tersenyum kepada semua kesulitannya terdahulu, karena telah dapat menciptakan perubahan ke arah positif pada hidupnya. Bukan proses yang mudah tentunnya, diperlukan kerja keras untuk melewatinya, sehingga yang dapat melewatinya adalah bagian dari orang-orang hebat. Mereka mampu bangkit dan tidak menjadikan menyerah sebagai pilihan. Jika dikala keterpurukkan orang-orang tersebut memilih untuk menyerah dan tidak bangkit, maka mereka tidak akan pernah berada di posisinya saat ini. Bangkit juga telah dilakukan sejak dahulu oleh para pejuang tanah air. Bahkan kebangkitan yang dilakukan dahulu dapat dijadikan sebagai sumber  belajar untuk bangkit dari kondisi yang sulit saat ini.

Pada 20 Mei 1908 proses kebangkitan dimulai oleh Sutomo dan teman-temannya dengan mendirikan organisasi nasional pertama bernama Budi Utomo. Organisasi ini terbentuk dilatar belakangi oleh keresahan dr. Wahidin Sudirohusodo sebagai pendorong sutomo dan teman-teman dalam mendirikan Budi Utomo. Beliau merasa jika pendidikan adalah hal yang penting bagi penduduk pribumi (Ismawati dkk,2017). Meskipun masih berada dimasa penjajahan, rakyat pribumi tidak boleh terbelenggu dan tidak dapat mengenyam pendidikan. Berada di massa penjajahan, perjuangan Budi Utomo dalam mencapai tujuan tentunya tidak mudah, banyak halangan dan rintangan yang dilalui. Akan tetapi para penggerak Budi Utomo tentunya tidak menyerah dan terus melanjutkan perjuangan hingga akhirnya banyak organisasi lainnya yang juga tercipta dan membantu memperjuangkan hak rakyat pribumi.

Para pendiri Budi Utomo yang memilih untuk bangkit dari keterpurukkan kondisi penjajahan kala itu, melewati banyak tantangan namun tak menyerah. Hal ini tentunya dapat kita jadikan sebagai pelajaran berharga untuk menghadapi situasi saat ini. Banyak diantara kita yang mungkin telah menyiapkan berbagai macam rencana besar seperti wisuda tepat waktu, mengikuti konfrensi ke luar negeri, mengadakan pesta pernikahan, berangkat melanjutkan studi ke luar negeri, menunjukkan hasil karya terbaik pada perlombaan tingkat nasional yang sudah disiapkan sejak lama sekali dan lainnya, namun tidak jadi terlaksana atau tertunda karena kehadiran Covid-19. Selain itu perubahan besar dalam kehidupan seperti kuliah, sekolah atau bekerja yang harus dilakukan dari rumah dapat menjadi penyebab semangat yang menjadi tidak membara  karena bosan, lelah, dan panik. Semua itu tidak seharusnya menjadikan kita menyerah dengan keadaan saat ini. Hari Kebangkitan Nasional tahun ini, seharusnya menjadi momentum yang spesial, karena sebagai generasi muda kita juga dapat melakukan kebangkitan ditengah pandemi Covid-19. Sebab bukan waktu yang tepat untuk menyalahkan keadaan, waktu akan terus berjalan tanpa perduli akan keadaan, lebih baik kita manfaatkan keadaan saat ini dengan terus produktif  bekarya dari rumah untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.

 

Oleh: Febriani

Sumber:

Ismawati,D.N., Handayani ,S., Sumardi. 2017. The Intelectual’s Constribution In The National Movement Of In Indonesian 1908-1928. Jurnal Historica. Volume 1 Issue 2.

Berita Lainnya