• November 30 2015

Muslim dan Tim ciptakan Media Pembelajaran Sintaksis bagi Anak Tunarungu

Bahasa merupakan perantara komunikasi seseorang. Anak memperoleh bahasa melalui mendengarkan dari lingkungan sekitarnya baik itu keluarga, teman, maupun masyarakat. Demikian pula pada anak tunarungu. Mereka membutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain sehingga tidak merasa terasing dari lingkungannya. Namun proses pemerolehan bahasa pada anak tunarungu tidak berjalan normal seperti anak pada umumnya. Akibatnya, anak tunarungu mengalami hambatan dalam berbahasa, khususnya dalam aspek sintaksisnya. Dalam mendukung proses pembelajaran sintaksis pada anak tunarungu dibutuhkan suatu media pembelajaran visual yang digunakan secara kontinyu melalui pelatihan dan pendampingan oleh guru. Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta menggagas ide berupa pelatihan dan pendampingan sentence scramble game sebagai media pembelajaran sintaksis anak tunarungu di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tim pelaksana menggunakan media pembelajaran sentence scramble game dalam pelatihan dan pendampingan ini. Mereka adalah Yeni Norma Irawati dan Sayidah Alawiyah dari prodi Pendidikan Luar Biasa, Eggi Sutanto dari prodi Teknologi Pendidikan, Muhammad Muslim Machbub Sulthony dari Prodi PGSD FIP UNY serta Vindy Lailatul Mukaromah dari prodi Sastra Indonesia FBS UNY. Kegiatan ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Pada Masyarakat (PKM-M) tahun 2015.

Menurut Yeni Norma Irawati, sentence scramble game merupakan permainan berupa menyusun kembali struktur kalimat yang telah diacak sebelumnya yang dirancang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pembelajaran anak tunarungu. Media pembelajaran ini berupa permainan kalimat acak, ditampilkan dalam bentuk flash yang disertai gambar tokoh animasi.

Muhammad Muslim Machbub Sulthony menjelaskan bahwa metode pelaksanaan pelatihan ini diawali dengan melakukan sosialisasi kepada anak tunarungu terkait program yang akan dilaksanakan, kemudian dilakukan pretest sebagai tahap awal untuk mengetahui kemampuan siswa. “Langkah berikutnya diberikan materi berupa pengenalan pola kalimat yang fungsional” kata Machbub. “Berupa pengenalan subyek, predikat, obyek dan keterangan kalimat.”

Dalam kegiatan ini, metode yang digunakan yaitu metode ceramah dan tanya jawab baik secara lisan maupun isyarat. Kemudian dilakukan pengenalan peralatan yang dapat digunakan dalam pengoperasian sentence scramble game, dilanjutkan dengan pelatihan bahasa melalui penggunaan sentence scramble game untuk meningkatkan kemampuan sintaksis pada anak tunarungu yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tingkatan level yang berbeda. “Diakhiri dengan praktik pembuatan karangan sederhana yang dituangkan dalam bentuk tulisan,” katanya.

Berita Lainnya