• Mei 2 2020

Reformasi Pendidikan: Perlukah Modernisasi dalam Dunia Pendidikan?

Reformasi Pendidikan: Perlukah Modernisasi dalam Dunia Pendidikan?

Oleh : Irfan Hermawan

 

 

 

 

 

 

 

Pengantar: Pentingnya Pendidikan Teknologi

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi suatu negara. Pendidikan dapat dijadikan patokan bagi suatu negara agar dapat disebut sebagai negara maju atau pun berkembang.  Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dan mengembangkan potensi di dalam diri mereka. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting. Tentunya dengan pendidikan yang maju dapat mengurangi angka kemiskinan, kriminalitas dan dapat mengurangi demoralisasi pada generasi muda. Tetapi apakah dengan adanya teknologi sebagai penunjang fasilitas pendidikan mampu menjadi dasar perkembangan pendidikan di era modern? Tantangan pendidikan pada era revolusi industri 4.0 tidak lagi berada pada pemerataan dan pemenuhan akses dan sarana penunjang pendidikan, tetapi pada saat ini yang seharusnya lebih di optimalkan adalah pengembangan mutu lulusan yang mampu bersaing dengan tuntutan perkembangan. Pada era digital ini sistem pendidikan masih belum optimal. Hal ini disebabkan karena banyak penduduk Indonesia masih belum mengenal teknologi.

“Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Teknologi Informasi (IP-TIK) Indonesia pada tahun 2017 berada pada level 4,99 dari 0-10. Dari data ini IP-TIK Indonesia dapat dikatakan meningkat dari tahun 2016 yaitu sebesar 4,34 dan tahun 2015 hanya mencapai 3,88. IP-TIK di level provinsi rata-rata mengalami peningkatan dari tahun 2015 ke tahun 2016. Provinsi dengan IP-TIK peringkat pertama pada tahun 2016 adalah Daerah Khusus Ibu kota Jakarta, yaitu 7,41. Sedangkan IP-TIK terendah adalah Papua, yaitu 2,41.” (BPS, dalam Ginanjar, Jurnal Pendidikan Islam, 2018).

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembangunan teknologi informasi di Indonesia belum berjalan dengan baik. Hal ini tentu saja mempengaruhi berjalannya sistem pendidikan yang berbasis digital di era 4.0 ini.  Sedangkan saat ini dunia sudah berada di revolusi industri 4.0 yang dimana seluruh sistem sudah berbasis teknologi. Tentu saja hal ini membuat Indonesia mengalami cultural lag atau ketimpangan budaya.

Problematika Sosial dan Masyarakat Majemuk

Pada umumnya negara berkembang seperti Indonesia memiliki berbagai macam masalah sosial, terutama pada masyarakatnya yang bersifat majemuk dan beragam. Tentu hal ini akan menghambat proses pembangunan yang akan dilakukan oleh pemerintah. Sistem pendidikan yang kurang merata akan berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran yang disebabkan karena tidak berjalannya sistem pendidikan yang secara menyeluruh. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya pengangguran di era 4.0 dikarenakan banyak masyarakat belum bisa memahami arti dari pendidikan di era digital. Kesenjangan keterampilan akan terlihat jelas. Osborne, (dalam Isnaini, Jurnal Ilmiah Psikologi :2018) menyatakan bahwa para ahli memprediksi 22-60 persen pekerjaan berketerampilan rendah akan hilang dalam beberapa tahun ke depan. Korban utamanya adalah generasi milenial yang berlatar belakang pendidikan rendah dan kurangnya edukasi terhadap teknologi.  Jika penduduk usia produktif, terutama pada generasi muda lebih banyak menganggur dan tidak mempunyai penghasilan, maka akan menjadi beban dan ancaman bagi perekonomian negara. Bonus Demografi tanpa diikuti pendidikan yang merata dan peningkatan Sumber Daya Manusia yang memadai akan menjadikan ancaman bagi Indonesia di masa depan (Maryati, Journal of Economic and Economic Education, 2015).

Catatan Penutup: Perlukah Reformasi Pendidikan dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan di Masa Depan?

Pada revolusi industri 4.0 ini perkembangan teknologi begitu pesat dan hampir mempengaruhi semua aspek kehidupan masyarakat terutama pada bidang pendidikan. Revolusi industri yang  semakin berkembang akan memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Meskipun pemerintah telah mengupayakan agar pemerataan fasilitas pendidikan modern di seluruh daerah, tetapi pada kenyataannya hal tersebut belum berjalan secara maksimal. Berdasarkan pada data yang telah dijelaskan sebelumnya, pemenuhan fasilitas di setiap daerah semakin ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan pendidikan Indonesia.

Tak hanya itu, sistem pendidikan yang berbasis teknologi juga diharapkan mampu mengasah kemampuan generasi muda dalam berinteraksi sosial tanpa harus dikendalikan pada teknologi. Selain itu, sistem ini juga akan menambah keterampilan siswa dalam mengakses teknologi modern agar tidak mengalami cultural lag atau cultural shock. Dalam sistem pendidikan yang berpedoman pada konsep cybergogy ini diharapkan mampu mengubah siswa yang tadinya introvert menjadi dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Para ahli telah menerbitkan studi untuk mendukung pendekatan yang berpusat pada siswa tersebut. Siswa terlibat dalam pembelajaran berbasis teknologi untuk mengembangkan pengetahuan pada era Revolusi Industri 4.0. Oleh karena itu pemerataan fasilitas berupa komputer dan alat-alat digital masa kini merupakan suatu hal yang penting dalam mewujudkan Indonesia maju.

 

 

 

Sumber data:

  1. Ginanjar, M. H. (2012). Reformasi Pendidikan dan Strategi Pembaharuan Sistem Pendidikan Nasional di Era Global. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam1(01).
  2. Isnaini, N. S. N., & Lestari, R. (2016). Kecemasan pada Pengangguran Terdidik Lulusan Universitas. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi13(1).
  3. Maryati, S. (2015). Dinamika pengangguran terdidik: tantangan menuju bonus demografi di Indonesia. Economica: Jurnal Program Studi Pendidikan    Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat3(2), 124-136.

Berita Lainnya