• Agustus 12 2021

REMAJA SEBAGAI GENERASI EMAS DUNIA

hari remaja internasional

Remaja merupakan masa pubertas manusia yang berada pada usia belasan tahun atau antara rentang usia 13 tahun sampai 18 tahun. Masa remaja menjadi peluang bagi setiap anak mencari jati diri yang sesungguhnya karena pada masa itu terjadi transisi dari masa anak-anak menuju masa kedewasaan. Maka, masa remaja ini sangat perlu perhatian dan pengawasan lebih dari orangtuanya. Remaja biasanya cenderung memiliki sikap labil, mudah tergoyah dari prinsipnya yang telah dipegang sebelumnya. Banyak jurang bahaya mengancam mengintai masa remaja melalui pergaulan, pertemanan, kurangnya kasing sayang keluarga, percintaan, tindak pidana, obat-obat terlarang, dan perbuatan kurang terpuji lainnya. Keluarga diharapkan menjaga anak mereka sejak dini, remaja sampai dewasa dengan pedidikan dan bimbingan sebaik-baiknya. Selagi masih remaja sebaiknya nikmat sehat, kesempatan dan waktu luang diisi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, bimbingan yang baik dari guru dan dukungan keluarga. Dengan kegiatan bermanfaat, anak usia remaja akan sibuk dengan hal tersebut sehingga tidak akan mengikuti teman-temannya melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat. Adapun kegiatan yang bermanfaat bagi remaja, yaitu:, menulis, membaca bermacam-macam buku ilmu pengetahuan, berlatih ilmu digital Teknologi Informasi, berlatih desain grafis, belajar edit video atau gambar, memperbanyak belajar ilmu agama, menjadi pengajar mengaji untuk anak-anak, membantu orang tuanya, dan seterusnya.

Remaja menjadi generasi emas untuk suatu negara di seluruh dunia. Otak dan kesehatan pada usia remaja masih mempunyai fungsi jaringan kuat. Kemudian, jaringan otak yang masih kuat akan memudahkan anak remaja cepat melaksanakan hal baru dan mampu menguasainya. Pemerintah Indonesia juga memfasilitasi kesempatan remaja Indonesia untuk menjadi pemuda berdaya guna melalui beberapa program pendidikan yang ditawarkan dalam program Merdeka Belajar di setiap jenjang pendidikan dari tingkat dasar, menengah sampai tingkat perguruan tinggi. Program Kurikulum Merdeka Belajar yang diresmikan belum lama ini memberikan kompetensi dalam berbagai bidang sesuai bidang jurusan siswa dan mahasiswa agar menjadi generasi yang kreatif, berakhlak mulia, berdaya, mandiri, jujur, dan tangguh menghadapi pandemi serta revolusi industri masa depan.

Jumlah anak usia remaja di dunia lebih banyak daripada orang yang berusia lanjut. Indonesia juga  termasuk negara yang memiliki penduduk remaja yang lebih banyak. Anak remaja membutuhkan pembinaan supaya tidak hanya mempunyai ilmu pengetahuan dunia, namun juga diperlukan ilmu moral, norma, dan ilmu agama. Kegiatan pembinaan untuk remaja misalnya yang berkaitan dengan moral dan keimanan remaja telah disampaikan Elida Nur Afifah pada skripsinya dapat dilaksanakan dalam beberapa kegiatan contohnya di Remaja Masjid Baitusy Syakurdi, desa Tropodo, kecamatan Waru, kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Adapun kegiatan pembinaan tersebut yang pertama, berpartisipasi dalam program remaja masjid di lingkungan masing-masing dengan berfokus pada memupuk konsep keimanan melalui pembelajaran Al-Qur’an sekaligus mengajarkannya pada anak-anak kecil,  mengadakan kajian agama untuk remaja, dan bersedekah atau menggalang donasi bagi orang yang membutuhkan. Kedua pembinaan sebagai remaja masjid di mana berfokus kreativitas remaja dengan dilakukan pembinaan pelatihan kreativitas mengolah sampah plastik menjadi barang kerajinan yang bermanfaat, lalu dibimbing proses pengemasannya sampai dibimbing pemasaran barang hasil kerajian tersebut melalui online ataupun offline sebagai langkah membimbing remaja tertarik berwirausaha kreatif. (Afifah, 2021)

Pembinaan kepribadian remaja berdasarkan agama dan ilmu pengetahuan menjadi salah satu upaya mendukung dunia membangun generasi emas sebagai ironstok berkepribadian baik, akhlak mulia, cerdas, tangkas, kreatif, jujur, dermawan serta berguna dalam lingkungan masyarakat. Remaja adalah bagian terpenting bagi keanjutan peradaban manusia, maka pada tanggal 12 Agustus diperingati setiap tahun sebagai Hari Remaja Internasional. Peringatan ini mempunyai tujuan dan makna agar remaja-remaja semakin memperbaiki diri karena dunia menunggu mereka sebagai agen pembawa perubahan. Untuk pemuda dan remaja di seluruh di dunia, jadilah anak muda yang berdaya tidak banyak bergaya berlebihan, tidak sombong, atau suka pamer di media sosial. Di mana suka pamer kemewahan dengan bergaya berlebihan dapat merusak mental remaja. Media sosial pada saat ini dapat dikatakan menjadi salah satu hal yang berpengaruh bagi remaja karena mayoritas pengguna media sosial merupakan remaja dan pemuda. Berdasarkan data yang diambil dari (Ola, 2020), media sosial dapat mengubah gaya hidup para remaja di antaranya, yaitu: gaya pakaiannya tidak sesuai budaya dan syariat agama, penggunaan keuangan yang boros hanya untuk berfoya-foya, dan menghabiskan waktu luang untuk hal yang kurang bermanfaat.  Oleh karena itu, pergunakanlah media sosial dengan bijak mengambil manfaat lalu meninggalkan yang tidak memberikan manfaat baik dengan memperhatikan norma dan selektif terhadap hal baru dalam rangka menjadi remaja berdaya, kreatif, bermanfaat bagi kemaslahatan bangsa, negara, dan dunia.

Berita Lainnya