• September 22 2021

Tim UKM Penelitian Kembangkan Taman Alzheimer Disease Educational Park sebagai Upaya Edukasi Alzheimer bagi Masyarakat

Yogyakarta (22/09/2021) – Penyakit Alzheimer bukan hanya permasalahan yang dihadapi negara Indonesia, tetapi juga masyarakat di seluruh dunia. Penyakit ini menyebabkan penderitanya kehilangan kemampuan kognitif secara perlahan-lahan. Akibatnya, penderita kerap kehilangan memori, perubahan kepribadian hingga paranoia. Pada tahap lanjut, penderita bahkan tidak mampu mengenali keluarga mereka sendiri maupun melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh karena penyakit ini belum ditemukan obatnya, langkah-langkah pencegahan harus dilakukan sedini mungkin.

alzheimer disease educational parl

Sayangnya, masih banyak masyarakat yang menganggap kepikunan pada lansia sebagai hal yang lumrah dari proses penuaan. Padahal, boleh jadi itu merupakan pertanda awal dari penyakit Alzheimer. Akibat dari anggapan tersebut, masih banyak penderita Alzheimer yang aspek kesejahteraannya terabaikan. Mereka tidak mendapatkan deteksi dini maupun penanganan profesional. Oleh karenanya, edukasi terkait penyakit Alzheimer sangat diperlukan.

Melihat permasalahan yang ada, tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Gagasan Futuristik Konstruktif (GFK) UNY yang terdiri dari Rafli Sodiq Bagaskara (Psikologi 2019), M. Fattah Fachrial Al Fayyadi (TP 2019), Mardhotillah Chusna Aslimah (TP 2018), Aprilia Fajar Anandawati (PBSI 2019), Santi Mustikasari (P. Administrasi Perkantoran 2019) dengan dosen pendamping Yulia Ayriza, M.Si, Ph.D, mencetuskan gagasan Alzheimer Disease Educational Park. Gagasan ini bertujuan memberikan edukasi berkaitan dengan alzheimer bagi masyarakat. Konsep taman ini memadukan upaya preventif dan promotif di dalamnya.

“Saat kami ke panti wreda, itu kan banyak banget yang beliau-beliau lansia yang di panti … bukannya tidak tertangani, tetapi lebih ke kami merasa kasihan. Mungkin caregiver-nya ada. Cuma terbatas, dan kalau aku lihat mereka hectic. Setiap kami ke sana, beliau (caregiver) selalu terburu-buru. Jadi inovasi ini diharap bisa memberikan perawatan yang lebih lagi, dan diharap lansia bisa lebih sejahtera” ungkap Aprilia Fajar selaku anggota tim.

Alzheimer Disease Educational Park atau yang dapat disapa ADEP tersebut terdiri dari tujuh ruang dengan masing-masing memiliki fungsi spesifik serta sebuah ruang terbuka hijau. Setiap bagian dari taman ini didesain berdasarkan kajian ilmiah sesuai dengan langkah-langkah pencegahan dan peningkatan kesejahteraan lansia, terkhusus penderita alzheimer. “Salah dua ruang yang menarik”, tambah Aprilia, “adalah psychoeducational room for beginner dan psychoeducational room for caregiver. Terkhusus untuk beginner, kalau ke masyarakat itu lebih menyenangkan karena mereka kan awam dan belum tahu mengenai penyakit ini. Harapannya setelah mereka masuk, mereka mendapat insight dan tahu cara penanganannya. “

Berita Lainnya